Selasa, 02 Agustus 2016

lihat video berikut ini

Selasa, 03 Mei 2011

CARA MUDAH NGASIH MPASI

Masih masalah klasik yang bikin bunda pusing tujuh keliling. Itu loh tentang anak ga mau makan. Maunya hanya jajan di warung atau anak merasa sudah kenyang dengan minum susu, belum lagi anak yang ga mau makan sayur. Kondisi ini bisa jadi juga parents alami. Tenang ya mom n dad.....

Jangan buru-buru menyalahkan anak, coba dilihat sejarahnya, bagaimana awal mula parents memberi mereka makan pendamping ASI setelah usianya 6 bulan. Saya telah melakukan riset kecil-kecilan yang memang jauh dari ilmiah sih. Hasilnya menunjukkan, makanan pendamping ASI (MPASI) yang umumnya diberikan ibu adalah makanan instan (hampir 100% ibu memberi bubur isnstan dari berbagai merk). Umumnya bubur instan tersebut, harum, gurih dan tentunya praktis. Bunda ga perlu repot-repot parut wortel atau sayuran lain, bunda juga tidak disibukkan membuat kaldu ayam, daging, ikan, dan pastinya bunda ga perlu repot2 ngidupin kompor dan berdiam sejenak di dapur. Bener ga bunda? (ngaku aja deh...:)

Tapi sadarkah bunda, ternyata MPASI instan tersebut telah merenggut keinginan, kemauan dan kesukaan anak untuk makan ketika dia telah makan makanan keluarga. Sadarkah bunda, bubur instan yang praktis tersebut berdampak negatif pada selera anak-anak dan jika bunda saat ini sering memarahi anak karena tidak mau makan boleh jadi itu adalah hasil karya bunda kemaren, karena apa yang bunda semai maka bunda akan memetik buahnya .

Alhamdulillah anak saya makan makanan keluarga sehari 3 kali, pernah juga sih hanya 2 kali sehari. Kalau saya terlambat menyiapkannya, mereka sendiri yang meminta, ”Bunda kakak lapar!” Pernah juga kok mereka mogok makan, mungkin bosan dengan menu saya. Kalau sudah begini saya harus cerdik mensiasiati agar mereka tetap makan. Biasanya sambil bermain, baca buku, sambil nonton atau apalah yang membuat mereka nyaman, dan makanpun jadi aktivitas yang menyenangkan seasik bermain....ternyata membuat anak mau makan tidaklah sulit.....

Bagaimana caranya agar makan menjadi kegiatan yang menyenangkan?
Pertama buat dulu janji terhadap diri sendiri:

1. Parents harus memiliki visi memiliki anak sehat, cerdas dan tentunya sholeh wa sholehah.
2. Parents harus berkomitmen menjauhkan bayi dari makanan instant, bagaimanapun sibukknya parents.
3. Jauhkan bayi dari susu formula, say no. ASI jauh lebih berkualitas.
4. Sediakan anggaran untuk gizi bayi (tidak harus banyak tapi ada anggaran untuk itu)
5. Bekerja sama dengan pasangan untuk saling membantu, memberi motiasi dan menguatkan kala kita rapuh dan jenuh....

Selanjutnya apa yang harus bunda lakukan?

Pengalaman saya :
1. Setelah anak saya 6 bulan (ASI ekslusif) saya membeli beras merah 1 kg di supermarket lantas menggilingnya (waktu di Bandung saya menggilignya di pasar Suci, tempatnya sebelahh kanan paling belakang. Ongkos gilingnyanya Rp.1000)
2. Beras yang telah menjadi tepung saya sangrai (supaya tidak jamuran, maklum Bandung kan lembab) Bunda bisa juga menjemur tepung tadi sampai benar-benar kering.
3. Parut wortel dan buncis, saring, ambil airnya saja. (untuk awal MPASI)
4. Parut tempe, trus saring (ambil yang benar-benar halus)
5. Masak tepung giling dan tempe dalam wadah khusus dan masak dengan api yang kecil, terakhir masukan sayuran. Aduk sampai mengental.
6. TIDAK DI KASIH GARAM apalagi MSG!!!
7. Bunda dapat membuat kombinasi karbohidrat dari jagung, ubi, kentang dll.
8. Bunda juga dapat membuat kombinasi viamin dengan beraneka sayur (faforit saya brokoli)
9. Begitu juga dengan protein dapat dikombinasi dengan tempe, tahu, ikan, telor, daging ayam, sapi dlll (faforit saya ikan tenggiri)
10. Kalau bunda pakai sayur bayam sebaiknya tidak lebih dari 6 jam, bunda kudu masak lagi (repot ya bun?....emang)
11. Bunda dapat juga membuat bubur ASI, beras merah yang telah disangrai tadi, masak sebentar sampai mengental, angkat dari api. Setelah dingin masukkan ASI perah (jadi deh bubur susu, tepatnya bubur ASI)
12. Sesuaikan makanan dengan usia bayi, semakin besar bayi tidak perlu diparut lagi bahan bakunya. Cukup di potong kecil-kecil dan buat bubur tim....

Begitu yang saya lakukan dulu setiap hari, berangsung-angsur sampai kini alhamdulillah saya tidak menemukan kendala yang berarti soal makan anak-anak. Ribet ya, emang! tapi hasilnya rrruuar biasa.Kalau pas lagi ga mau makan segera putar otak, cari tahu kenapa anak ga mau makan. Bisa jadi kenyang (mungkin baru saja ngemil, mungkin bosan, mungkin lagi sakit, kebanyakan minum susu, mungkin lagi ga mod, cari tau....)

Terakhir, JANGAN PAKSA anak untuk makan, khawatir nanti mereka trauma. Buatlah makan menjadi kegiatan yang menyenangkan seasik bermain......

Semoga bermanfaat.....
Salam hangat

TAFAKUR KU

TAFAKUR ku...


Oleh: Yesi Elsandra


Dengan segenap cinta aku kirimkan untuk:

Ummahatul mu’minin
Akhwat nan tengah menggapai mardhatillah
Perempuan yang rindukan derajat mar’ah sholihah
Ikhwahfillah disetiap jengkal bumi Allah


Sahabat,
Kita pernah bersimpuh dihadapan-Nya, menyusun sujud pada debu-Nya yang gelap.
Kita sulam kata pinta, kita rangkai kalimat doa, memohon agar dalam hidup ini kita diberikan segalanya yang terbaik, agar Ia tunjuki kita jalan yang lurus, istiqomah di tengah fitnah, sabar di tengah makar, ikhlas menghadapi hidup yang keras. Kemudian air mata kitapun mengalir membasahi malam, sunyi, sepi…

Sahabat,
Namun hari ini kita lupa lagi dengan sebait pinta yang pernah meluncur deras dari lisan kita yang penuh dosa. Lupa akan arti kehidupan, lupa akan perjumpaan dengan-Nya, lupa akan ‘azzam yang sudah lama tertanam, lupa akan suatu hari dimana kelak tak sebaitpun doa akan didengarkan-Nya, tak sejuruspun sujud ada artinya, tak ada arti setiap tangis yang meringis. Kita kembali lupa, entah apa penyebabnya, tanyakanlah pada hati kita yang paling dalam, apa yang terjadi dalam diri kita, kenapa kita senantiasa mengingkarinya.

Sahabat,
Beberapa waktu yang lalu aku habis kembali dari ta’ziah, ayah temanku meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Ia seorang dokter, kerjanya sehari-hari adalah memberikan proteksi medis kepada manusia, minimal memberikan saran preventif terhadap berbagai macam penyakit penyebab kematian. Namun akhirnya protektor itupun tak mampu memproteksi dirinya atas suatu yang pasti akan terjadi pada diri setiap jiwa. Ia akan menyambar siapa saja, raja dunia atau makhluk papa, lalu bagaimana dengan diri kita!!! Orang lain punya bekal, sedangkan kita, kita punya apa?. Menangislah memikirkan ini sahabat…

Sahabat,
Kehidupan yang kita lalui ini, sangatlah tidak berarti, masihkah kita tak mengerti, masihkah pura-pura tuli, ada kehidupan setelah ini !!! Bila wajah pucat kaku itu adalah wajah kita, bila tubuh lemah yang terbujur itu adalah tubuh kita, bila tangis itu adalah tangis melepas kita, apa yang dapat kita lakukan? kepada siapa kita kembali kalau bukan kepada Rabb yang jiwa kita ada dalam genggaman-Nya.

Sahabat,
Kini, masihkah kita pantas menengadahkan tangan, setelah sekian banyak mungkir kita lakukan, setelah seribu dusta kita ucapkan. Masihkah kita berani mengangkat wajah yang kelam ini di hadapan-Nya setelah olok-olok ayat-Nya kita pertontonkan, masihkah kita berani sahabat?

Sahabat,
Kemana kaki lemah ini hendak melangkah, kemana jiwa yang resah ini kita papah, kemana hati yang sombong ini kita gotong, kemana dosa-dosa ini kita bawa, kemana lagi kita bawa sahabat, jika Rabb telah murka. Kepada penguasa duniakah kita mengadu, atau kita kembali lagi kepada-Nya. Mengeja lagi sebait doa yang mungkin lidah kita sudah kelu mengulangnya, mari kita coba lagi melantunkannya, mudah-mudahan Rabbi berkenan menerima pengampunan kita.

Sahabat,
Kembalilah pada-Nya, kepada Rabbi yang telah memberi kita rezeki. Sebelum kita benar-benar mengakhiri dunia ini. Titipkanlah kerinduan pada malam, sampaikan padanya jangan pernah merenggang, agar senantiasa bisa kita menikmati sepertiga malam, untuk sampaikan pesan agar hidup kita berlimpah iman.

Sahabat,
Tiada guna penyesalan, masih ada waktu, mari kita sama-sama perbaiki diri, benahi hati, sucikan jiwa. Tuailah ibrah dalam setiap kejadiaan. Mari melangkah kedepan, kita sambut hari esok penuh ceria, lukislah prestasi, gapai kemajuan, detik ini, besok ataupun nanti, hari-hari kita harus penuh prestasi. Kelak nanti akan kita temui kehidupan yang indah, diridhoi, diberkahi, tidak saja di dunia tapi juga di akhirat nanti.

Sahabat,
Kita adalah mata pena yang tajam, yang siap menuliskan kebenaran.
Kita adalah panah-panah terbujur, yang siap dilepaskan dari busur

Allah,
Aku hadapkan wajah kuyu ku kehadapan-Mu. Aku mohon ampun atas segala khilaf. Aku menyadari betapa aku sangat lemah dan senantiasa tergantung pada-Mu. Rabbi, Anugerahilah aku ketaatan kepada-Mu sepanjang hayat ku. Tunjukilah aku kepada sesuatu yang membuat Engkau ridho kepada ku, dan lindungilah aku dari segala sesuatu yang menyebabkan terbitnya murka-Mu pada ku.

Rabb,
Aku ketuk pintu taubatmu, ampuni karat-karat dosa ku. Leraikan aku dari tamak dunia dan dominasi ambisi Lepaskan aku dari sesak durjana dan nafsu amarah yang hanya akan mengurangi kemuliaan ku di hadapan-Mu. Rabbi, tiada Tuhan selain Engkau, terangilah hati ku dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar, lapangkanlah dada-dada ku dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawaqal pada-Mu.

Rabbana,
Jangan jadikan tafakur ku ini hanya sebatas rangkaian kata dan penghias lisan ku. Jadikanlah ia hijab yang tangguh dan kaca yang bening Di tengah pertarungan yang haq dan batil dalam hidup ku Yang senantiasa aku hadapi dalam setiap tarikan nafas ku
Sulit ku bertahan, jika tidak aku perbaharui terus perjanjian ku dengan-Mu.
Sulit aku tenang, jika tidak selalu ku sebut nama-Mu dalam muhasabah harian ku.

Selasa, 09 Juni 2009

Menyelesaikan Program Doktor tanpa Lupa Memberi ASI

Alhamdulillah, baru sebulan ini gelar akademik tertinggi yaitu "Dr" (doktor)
saya raih. Tidak mudah bagi saya meraih gelar ini, karena pada proses
menyelesaikan disertasi saya dua kali hamil dan melahirkan. Anak yang pertama
lahir tanggal 8 Mei 2006, kami beri nama Khonsa'. Alhamduillah Khonsa' dapat ASI
ekslusif sampai usia 6 bulan. Belum genap sebulan, Khonsa' sudah saya bawa ke
kampus untuk bimbingan. Khonsa'pun terbiasa kehujanan, kepanasan, turun naik
angkot mengikuti kemanapun saya pergi karena kami tidak punya pembantu atau
pengasuh. Banyak orang yang geleng-geleng kepala melihat saya membawa bayi yang
masih orok ke kampus. Umumnya mereka berkata, "Kasihan itu bayi masih merah
sudah dibawa-bawa" . Saya tak peduli dengan tatapan orang, yang saya inginkan
hanya satu, Khonsa harus ASI ekslusif hingga 6 bulan.

Memasuki bulan ke 7 ternyata saya hamil lagi. "Oh my God" bisik hati saya.
Bagaimana kuliah saya, bagaimana kelanjutan ASI Khonsa'?. Saya dikuatkan oleh
suami, ia meyakinkan saya pasti mampu menjalankan amanah Allah SWT ini. Saya
baca referensi mengenai ASI tandem. Akhirnya saya mantapkan hati tetap memberi
Khonsa' ASI hingga 2 tahun, menjaga kandungan dengan baik, mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan menyelesaikan kuliah semampu saya bisa. Waktu itu saya
berfikir, saya masih muda untuk sebuah gelar doktor, gagalpun saya siap. Tapi
golden age anak saya takkan pernah kembali masanya, saya tak boleh
menyia-nyiakannya. Hanya saja, orang-orang semakin terkaget-kaget melihat saya
bawa bayi dengan perut yang mulai membesar pula ke kampus.

Alhamdulillah anak kedua kami lahir dengan selamat pada tanggal 29 September
2007 dan diberi nama Naf'an. Saya memilih menunda menyelesaikan kuliah dan fokus
mengurus dua bayi "kembar" karena Khonsa dan Naf'an masih ASI. Setelah Naf'an
selesai ASI ekslusif saya baru bergerak cepat menyelesaikan kuliah dan
alhamdulillah tepat usia Khonsa 3 tahun dan Naf'an 20 bulan saya berhasil
menyelesaikan program doktor.

Alhamdulillah ditengah kesulitan bundanya meraih gelar doctor kedua anak kami
lulus ASI ekslusif, sekarangpun Khonsa dan Naf'an masih menyusui. Tak dipungkiri
lagi ASI is the best!. Alhamdulillah Kedua anak kami tumbuh sehat dan cerdas di
atas anak-anak seusia mereka. Mereka jarang sakit bahkan 20 bulan usianya kini
Naf'an belum pernah ke dokter dan anak-anak tidak kami biasakan mengkonsumsi
obat-obat kimia.

Bekerja dengan gaji selangit, berpendidikan tinggi hanyalah pilihan, sedangkan
hamil, melahirkan, dan menyusui adalah fitrah perempuan, saya tak ingin
mengingkari fitrah itu. Semoga anak-anak kita hari ini adalah pemimpin yang
sholeh di masa depan. Percayalah smart parent, you can do it!!!

Dr. Yesi Elsandra., SE., MSi